Senin, 02 Desember 2013

DISKUSI FILM “Nothing But The Truth” MIKOM UNDIP 2013


Foto By : Urip
STISIPOL.Com. Semarang (2/12/2013). Upaya menciptakan suasana akademik yang lebih segar dalam kajian keilmuan, khususnya kebijakan dan regulasi media, Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi (MIKOM) Universitas Diponegoro (UNDIP), kembali menyelenggarakan kegiatan Diskusi Film dengan judul “Nothing But The Truth”. yang akan dilaksanakn rabu 4 desember 2013 di Aula MIKOM Universitas Diponegoro. Kegiatan tersebut akan di hadiri oleh Bonardo Aritonang, exWartawan TVOne dan Gentry Amalo exWartawan Trans7, sebagai pembicara. 
Menurut  salah satu panitia penyelenggara kegiatan tersebut. Suandi Tamrin, yang ditemui di kampus UNDIP, (Selasa, 2/12/2013). “kegiatan ini merupakan rutinitas kami, khususnya kelas kebijakan media, dan  insyaAllah akan terus kami adakan, mengingat isu-isu mengenai media adalah fokus kajian kami”. Tuturnya.  Lebih lanjut Dia (Andi) sapaan akrabnya, menuturkan "Bulan oktober kemarin kami juga melaksanakan kegiatan yang sama, tentu dengan judul film yang berbeda yakni "Behind The Frequency". yang menceritakan tentang sosok wartawan metroTV Lutviana Ulfa yang menjadi korban media. Nah kali ini filmya berbeda. dalam sinopsis film tersebut menceritakan terkait kode etik jurnalistik"..Tutupnya.
Memegang kode etik memang pekerjaan berat dan kadang berisiko berhadapan dengan pihak-pihak yang memiliki kekuasaan. Kasus yang sama terjadi pada seorang jurnalis politik bernama Rachel Armstrong. Ia terpaksa harus mendekam di balik jeruji besi lantaran tekadnya memegang kode etik pekerjaannya.
Awalnya, Rachel secara tak sengaja mendapat informasi tentang identitas seorang agen CIA. Rachel nekat menulis kisah yang menyangkut usaha pembunuhan terhadap Presiden AS tersebut. Dalam tulisan tersebut Rachel mau tak mau harus menyingkap identitas seorang agen CIA yang sedang dalam tugas penyamaran yang akhirnya malah membuat geger para petinggi CIA dan menempatkan Rachel dalam masalah besar.
Rachel kemudian di tangkap dan diminta mengungkap identitas sumber yang memberi informasi mengenai kasus tersebut. Rachel yang merasa itu sudah bertentangan dengan kode etik pekerjaannya menolak keras dan lebih memilih berada dalam tahanan demi profesionalisme yang ia junjung selama ini.
Aroma politik memang terasa kental dalam film ini. Kabarnya film ini terinspirasi oleh kisah nyata Valerie Plame yang kemudian juga difilmkan beberapa tahun kemudian dan dibintangi oleh Naomi Watts dan Sean Penn. Kata kuncinya memang adalah 'terinspirasi' karena alur kisah yang ditawarkan NOTHING BUT THE TRUTH ini memang tak sepenuhnya 'taat' pada fakta historis.
Terlepas dari itu, NOTHING BUT THE TRUTH adalah film yang layak ditonton. Memang bukan sebuah film yang sempurna tapi paling tidak film ini cukup kokoh hampir di semua sektor. Naskah yang ditulis oleh Rod Lurie sendiri yang juga menjadi sutradara film ini cukup menarik. Meski berbau intrik politik namun semua masalah terpaparkan dengan jelas dan tak membingungkan. Ending pun terasa efektif dalam artian tidak ada kesan dipaksakan.
Karena Rod sendiri yang menulis naskah film ini, bisa jadi memang lebih mudah buat Rod mengimplementasikan materi tertulis itu ke dalam bentuk visual. Didukung oleh aktor dan aktris yang mumpuni, lengkap sudah NOTHING BUT THE TRUTH ini sebagai sebuah tontonan yang memuaskan. Tentu saja film ini bukan film ringan yang bisa dikonsumsi tanpa berpikir namun kalau Anda mencoba meluangkan waktu untuk sedikit bersabar mengikuti perjalanan kisah yang disajikan, pasti Anda akan bisa menikmati film ini dengan baik .Sumber: www.kapanlagi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar